Menilai Kesiapan Aplikasi Big Data Dalam Sektor Publik

Menilai Kesiapan Aplikasi Big Data Dalam Sektor Publik Next item Urgensi Keterbukaan...

Dalam era di mana informasi dan kondisi mengalami perubahan begitu cepat, dibutuhkan kapasitas dalam mengelola dan menganalisisnya serta mengkonversinya menjadi data yang menjadi basis dalam pegambilan keputusan melalui Big Data analytics.

Perkembangan dan Aplikasi Big Data

Big data adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada volume besar, beragam, dan cepatnya pertumbuhan data yang diproduksi oleh berbagai sumber, seperti sensor, perangkat mobile, media sosial, dan transaksi bisnis.

Definisi Big Data umumnya didasarkan pada tiga karakteristik utama yang dikenal sebagai “3V” yaitu volume, variety, dan velocity. Volume merujuk pada jumlah data yang dihasilkan secara terus-menerus. Ini termasuk data terstruktur (seperti data dari basis data dan spreadsheet) dan data tidak terstruktur (seperti teks, gambar, dan audio). Variety menunjukkan beragamnya jenis data yang dihasilkan dari berbagai sumber. Ini bisa termasuk data terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur. Dan juga data yang berasal dari berbagai sumber, termasuk data transaksi, data sensor, data media sosial, dan bentuk data lain. Velocity mengacu pada kecepatan dengan mana data dihasilkan dan diproses.

Data dan informasi yang dianalisis dalam Big Data sering kali dihasilkan dalam waktu sangat singkat atau real time dan diproses dengan cepat untuk mendapatkan informasi. Sektor swasta, seperti Walmart, Sears dan Amazon, menggunakan Big Data untuk lebih memahami pelanggan dan keputusan pembelian mereka. Institusi keuangan, seperti Morgan Stanley menggunakan Big Data untuk memprediksi perilaku pasar dan kinerja investasi Perusahaan-perusahaan seperti Google, eBay, X, dan Facebook telah menciptakan seluruh model bisnis mereka berdasarkan volume big data digital mengenai perilaku individu, permintaan informasi, dan preferensi.

Selain itu, Big Data menempatkan program ilmiah, seperti Large Hadron Collider di Jenewa dan Large Synoptic Survey Telescope yang sedang dikembangkan di Chili, untuk memberikan kontribusi luar biasa dalam pengembangan ilmu fisika dan astronomi.

Big data di Sektor Publik

Untuk mempersiapkan aplikasi Big Data dalam sektor publik di Indonesia, penulis menggarisbawahi tiga elemen dasar dalam menjamin kesiapan penggunaan big data menjadi kerangka kerjanya yaitu keselarasan organisasi, kematangan organisasi, dan kemampuan organisasi. Elemen pertama adalah menilai keselarasan organisasi. Kita perlu menilai sejauh mana penggunaan Big Data cocok dengan tujuan strategis organisasi publik tertentu. Ini berkaitan dengan memastikan penggunaan Big Data dapat sinergis dengan struktur organisasi, kegiatan utama, dan strateginya. Elemen kedua yang diatasi adalah kematangan organisasi dimana terkait dengan sejauh mana inisiatif e-governance diaplikasikan dengan komprehensif dan berkelanjutan dalam sebuah organisasi publik. Kematangan organisasi mengindikasikan sejauh mana organisasi telah berkembang menuju keadaan di mana mereka mampu berkolaborasi dengan organisasi publik lainnya secara digital dan tanpa ada sekat atau kesenjangan otoritas pengelolaan data antar sektor. Selain itu aplikasi teknologi digital dalam pengelolaan manajemen publik lebih berorientasi pada warga dan kebijakan yang didorong oleh permintaan atau bottom-up. Lebih banyak kerjasama dan lebih banyak perhatian terhadap tuntutan masyarakat membuat lebih banyak data tersedia untuk aplikasi Big Data. Dengan demikian data dapat lebih mudah dikelola untuk membantu organisasi publik lebih baik menyediakan dan menyesuaikan kegiatan, layanan, dan pengambilan keputusan berdasarkan ekspektasi masyarakat. Faktor ketiga yang perlu diatasi adalah kemampuan organisasi baik secara sumber daya manusia maupun kelembagaan. Perlu memastikan apakah organisasi memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mengelola dan menggunakan Big Data serta mampu menciptakan nilai lebih besar dan dampak lebih luas untuk melayani nila-nilai publik, bukan kepentingan kelompok elit tertentu. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada konsekuensi negatif atau penyalahgunaan wewenang serta konflik kepentingan yang timbul dari penggunaan Big Data.

Tantangan Aplikasi Big Data di Indonesia

Penerapan big data analytics di sector publik tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya Pemerintah Indonesia perlu merespon tiga tantangan utama dalam aplikasi Big Data analytics dalam peningkatan kualitas manajemen publik. Pertama, sebagian besar pemimpin organisasi publik Indonesia masih memiliki kurang kesadarannya mengenai menjaga kualitas data. Kedua, masih terdapatnya data yang tumpang tindih dan replikasi data yang signifikan membuat data tidak reliable. Contoh, adanya kementerian yang membuat progam pengelolaan data sendiri meskipun secara esensil sama. Ketiga, buruknya tata kelola data digital yang dimiliki semua lembaga pemerintah menghambat pemanfaatan Big Data secara efektif. Untuk merespon ketiga tantangan tersebut, penulis menawarkan tiga agenda utama aplikasi Big Data governance di Indonesia. Pertama, melaksanakan program pelatihan untuk mendidik pejabat pemerintah tentang pentingnya kualitas data. Dan mendorong penerapan standar kualitas data internasional. Kedua, menetapkan kerangka kerja tata kelola data terpusat untuk merampingkan pengumpulan dan penyimpanan data. Terapkan standar untuk mencegah duplikasi. Ketiga, membangun pusat data nasional yang komprehensif dengan memastikan pusat data ini mematuhi standar internasional untuk keamanan dan efisiensi. Terakhir, perlu diingat bahwa penggunaan big data dalam sektor publik bukanlah sekadar trend, tetapi merupakan evolusi yang penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, responsif, dan efisien. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus mengembangkan kapasitas mereka dalam mengelola dan menganalisis data dengan bijaksana, demi kesejahteraan bersama.

Sumber: https://makassar.tribunnews.com/2024/03/02/menilai-kesiapan-aplikasi-big-data-dalam-sektor-publik?page=all